Berita Terbaru
Peringati Hari Bahasa Ibu Internasional, SMAN 4 Bogor Gelar Festival Budaya Sunda
Bogor – Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional yang jatuh pada tanggal 21 Februari diperingati meriah di SMA Negeri 4 Kota Bogor, Jumat (21/02).
Berbeda ditempat lain, peringatan hari bahasa ibu internasional di SMAN 4 Bogor ini digelar dengan Festival Budaya Sunda dengan mengambil tema ‘Dina Raraga Mieling Poe Basa indung Sadunya’ yang diisi berbagai atraksi budaya sunda diantaranya drama, pameran dan juga permainan atau kaulinan urang sunda.
Selain menggunakan tematik berbagai nuansa sunda, seluruh warga sekolah dari mulai kepala sekolah hingga siswa juga mengenakan batik sunda.
Kepala SMAN 4 Bogor Hj. Enung Nuripah mengatakan, peringatan hari bahasa ibu internasional ini sengaja mengambil tema sunda, karena memang kita berada di Jawa Barat. Menurutnya bahasa daerah menjadi sangat penting dalam upaya meneguhkan jati diri dan karakter penuturnya. Bahasa daerah juga bisa jadi pemersatu, bukan malah menimbulkan perpecahan.
“Menjunjung budaya bangsa salah satunya adalah dengan memelihara bahasa sunda, karena itulah ciri budaya bangsa,” ujar Hj. Enung Nuripah, Jumat (21/02).
Ditambahkannya, selain menggunakan bahasa sunda, peringatan hari bahasa ibu internasional ini juga diisi dengan berbagai atraksi dan lomba dan semuanya mencirikan khas kesundaan Jawa Barat.
“Ada beberapa acara dalam festival budaya sunda ini yakni di isi dengan pameran, drama, tari dan juga kaulinan sunda,” ungkapnya.
Sementara salah seorang siswi kelas X Zahra mengatakan acara peringatan hari bahasa ibu internasional ini selain punya makna penting soal budaya juga dirasakan sangat seru dan heboh.
“Pokoknya seru dan heboh, selain menambah kecintaan terhadap budaya, saya bangga sebagai orang sunda,” paparnya.
Seperti diketahui cikal bakal hari Bahasa Ibu Internasional diusulkan oleh seorang warga Bangladesh yang tinggal di Vancouver, Kanada, bernama Rafiqul Islam. Ia mengirim surat kepada Sekjen PBB kala itu, Kofi Annan, yang isinya mengusulkan PBB mengambil tindakan penyelamatan pada bahasa-bahasa di dunia yang jumlahnya kian menipis.
Tanggal 21 Februari lantas dipilih olehnya untuk mengingat perjuangan rakyat Bangladesh dalam memperjuangkan bahasa asli mereka menjadi bahasa nasional Pakistan di tahun 1952. Saran ini diterima dan ditetapkan PBB pada 1999 serta mulai diperingati pertama kali pada 21 Februari 2000. (boy)
-
Bisnis1 week ago
AMDALNET, Solusi Praktis Dalam Pengurusan Izin Usaha Bagi Pemrakarsa Usaha
-
Editorial3 weeks ago
Direktur PDLKWS : RPP PPPLH Penting untuk Pengelolan Sumber Daya Alam Berkelanjutan
-
Featured2 weeks ago
Dukung FOLU Net Sink 2030, Dirjen PKTL MoU Dengan 40 Universitas Kehutanan
-
Bisnis3 weeks ago
Dirum Tirta Kahuripan : Himbau Pelanggan Jaga Meter Air dan Bayar Air Tepat Waktu
Login dulu untuk mengirim komen Login