Budaya
Kota Bogor Menuju Kota Toleran
Kota Bogor – Peringati hari toleransi internasional yang ditetapkan setiap tanggal 16 Nopember. Penggiat HAM bersama seluruh aktivis mengadakan giat terkait repleksi persoalan HAM. Para aktivis mitra pemerintah turut ambil bagian dalam talkshow secara online, bertajuk, “Apakah Layak Kota Bogor Jadi Kota Toleran”
Sebagai narasumber, Sofia Direktur Metamorfosis, Sugeng Teguh Santoso Ketua Yayasan Satu Keadilan dan Alma Wiranta Kabag Hukum dan HAM Setda Kota Bogor. Hadir para penanggap dari berbagai organisasi yang berkecimpung bidang sosial dan pemerhati HAM.
Ketua Yayasan Satu Keadilan, Sugeng Teguh Santoso menekankan, pada aspek regulasi, kolaborasi, komitmen dan penganggaran bagi kegiatan di Kota Bogor, untuk civil society dalam mengimplementasikan Kota Toleransi melalui peran pemerintah.
Sementara Kabag Hukum dan HAM, Alma Wiranta dalam materinya menyampaikan, penegakan hukum adalah bagian implementasi HAM. Hormat terhadap hak-hak warga, yang diatur dalam UUD 1945. Siapapun yang menghormati dan mengimplementasikan HAM kata Alma, dipastikan patuh pada hukum. “Pelanggaran hukum menyebabkan hak warga dibatasi, inilah yang dinamakan HAM NKRI,” kata Alma.
Menurut Alma, tak semua penegak hukum juga penegak keadilan. Adakalanya kesenjangan pemikiran dalam implementasi prosedural hukum dan tidak beriringan dengan substansi hukum. Sehingga diperlukan ruang penyampaian aspirasi masyarakat sebagai evaluasi penegakan hukum.
Menyikapi persoalan toleransi yang berkembang di Kota Bogor, Alma menguraikan sebuah contoh penyelesaian pembangunan rumah ibadah GKI Yasmin dan baru rampung pada tahun 2021 ini. Setelah 15 tahun berpolemik, hingga lantang terdengar suaranya di PBB Amerika Serikat.
Fungsi pemerintah sebagai fasilitator, regulator dan akselerator harus lebih maksimal dalam menjembatani berbedaan. “Dari konflik tercipta integrasi, ini contoh nyata Kota Bogor sebagai Kota Toleransi, pasca konflik GKI Yasmin yang mendunia, suaranya nyaring di Den Haaq Belanda,” ungkap Alma
Sementara Direktur Metamorfosis Sofia, lebih menyorot pada perlindungan perempuan, gender, anak-anak, disabilitas maupun masyarakat rentan lain dan dibutuhkan tindakan nyata dari pemerintah.
Di sesi terakhir diperoleh kesimpulan oleh Intan selaku moderator, bahwa Kota Bogor tampak terlihat terus berbenah menuju Kota HAM, dimulai dari Kota Toleransi secara bertahap menyelesaikan beberapa persoalan yang ada. (redaksi)
-
Berita Populer4 weeks ago
Hanif Faisol Minta Laboratorium Kementerian LH/BPLH Harus Terintegrasi Dan Tersebar
-
Featured4 weeks ago
Menteri LH Hanif Faisol Bakal Stop Impor Sampah Plastik, Importir Bandel Akan Ditindak Tegas
-
Editorial3 weeks ago
Pastikan Ujicoba Jalur Pipa Bogor Barat Berjalan Mulus, Direksi Tirta Pakuan Cek Debit dan Tekanan Air
-
Entertainment2 weeks ago
Promo KTP Diperpanjang, Masuk The Jungle Hanya 50 Ribuan
Login dulu untuk mengirim komen Login