Berita Terbaru
Malam Apresiasi dan Pembubaran Panitai BSF-CGM, LO dan Sponsor Diberi Penghargaan

BOGOR – Panitia Bogor Street Festival Cap Go Meh (BSF CGM) 2025 resmi dibubarkan di lapangan basket semi-indoor Sekolah Kesatuan Bogor pada Minggu (23/5/2025) malam.
Selain pembubaran panitia, acara tersebut juga menjadi ajang apresiasi bagi Liaison Officer (LO) dan berbagai pihak yang telah mendukung terselenggaranya BSF CGM 2025.
Ketua Panitia BSF CGM 2025, Arifin Himawan, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam kesuksesan acara ini.
“Malam ini adalah kegiatan dalam rangka pembubaran panitia Bogor Street Festival Cap Go Meh (BSF CGM) 2025 sekaligus memberikan apresiasi kepada teman-teman dari Liaison Officer (LO) dan semua pihak atas kinerja, dukungan, maupun pengorbanan waktunya dalam menjalankan tugas di BSF CGM 2025, ujar Arifin.
Sebagai bentuk penghargaan, panitia memberikan piagam tanda terima kasih kepada sekitar 250 LO. Piagam tersebut ditandatangani oleh Pj Wali Kota Bogor dan Ketua Panitia.
“Penyerahan dilakukan secara simbolis kepada perwakilan LO, serta penghargaan juga diberikan kepada para sponsor yang turut mendukung acara ini,” katanya.
Arifin Himawan juga mengungkapkan sejumlah dampak positif dari pelaksanaan BSF CGM 2025. Menurutnya, festival ini tidak hanya meningkatkan popularitas Kota Bogor di tingkat nasional, tetapi juga hingga mancanegara.
“Bogor kini lebih dikenal bukan hanya di Jawa Barat, tetapi juga di seluruh Indonesia, bahkan hingga luar negeri. Selain itu, festival ini menjadi wadah pelestarian seni dan budaya, khususnya budaya Jawa yang ditampilkan setiap tahunnya. Tak hanya budaya daerah, kita juga memiliki tanggung jawab untuk memperkenalkan dan menanamkan kecintaan terhadap budaya nasional kepada generasi muda,” jelasnya.
Ia mengatakan, bahwa dampak ekonomi juga terasa signifikan, terutama bagi pelaku UMKM yang mendapatkan peluang besar dalam perputaran ekonomi selama festival berlangsung.
“Sektor hotel, restoran, dan kafe (Horeka) turut merasakan dampaknya, yang pada akhirnya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bogor untuk pembangunan kota,” ucapnya.
Di sisi lain, lanjut Arifin keberagaman dalam kepanitiaan BSF CGM 2025 juga menjadi cerminan toleransi di Kota Bogor. LO yang terlibat berasal dari berbagai latar belakang, komunitas, dan agama, serta tidak hanya berasal dari Kota Bogor, tetapi juga dari luar daerah.
“Ini menunjukkan bahwa Bogor bisa menjadi contoh dalam merajut kebersamaan dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika,” kata Arifin.
Ia berharap, kedepan lebih banyak provinsi yang berpartisipasi dalam BSF CGM. Tahun ini, terdapat sembilan provinsi yang turut serta, dan diharapkan jumlahnya meningkat pada tahun-tahun mendatang untuk semakin memperkaya keberagaman budaya dalam festival ini.
“Saya kira ini hal yang baik karena kita ingin juga anak anak muda maupun penerus dari generasi muda untuk mencintai budaya yang ada di nusantara ini,” terangnya.
Ia mengakui bahwa masih ada beberapa catatan evaluasi yang perlu diperbaiki untuk penyelenggaraan BSF CGM mendatang.
“Setiap event tentu kita harapkan sempurna, namun selalu ada kekurangan yang bisa menjadi pembelajaran. Catatan-catatan tersebut akan dievaluasi agar penyelenggaraan tahun berikutnya semakin baik dan pesan yang ingin disampaikan bisa diterima dengan lebih luas,” pungkasnya. (Riza)
-
Berita Terbaru4 minggu ago
Beredar Surat Tim Transisi Dedie-Jenal, Mulai Dari Pengumpulan Semua Pejabat Sampai Minta Konsumsi Rapat
-
Berita Terbaru2 minggu ago
Jaga Lingkungan dan Ekosistem, Ratusan Siswa SMK Kehutanan dan PKBM Bakti Nusa Tanam Pohon
-
Berita Terbaru3 minggu ago
Biskita Transpakuan Belum Kembali Beroperasi, Ini Permasalahannya
-
Berita Terbaru4 minggu ago
Gelar Kolokium di Bogor, Burhanuddin Minta PPP Aktif di Medsos