Berita Terbaru
Dihadiri Wamen Pertanian, IPB Luncurkan Tiga Inovasi Bidang Teknologi Pertanian

BOGOR – IPB University meluncurkan tiga inovasi di bidang teknologi pertanian di lobi Gedung Rektorat, Kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor pada Rabu (14/5/2025).
Peluncuran Inovasi pertanian ini dihadiri oleh Wakil Menteri Pertanian RI, Sudaryono, dan Rektor IPB University, Prof. Arif Satria.
Tiga inovasi yang diperkenalkan antara lain varietas padi unggul IPB 12S-15S oleh Prof. Hajrial Aswidinoor, alat Automatic Weather Station (AWS) oleh Dr. Idung Risdiyanto, serta robot pendeteksi penyakit tanaman cabai bernama Antrac oleh Dr. Ridwan Siskandar.
“Saya hadir memenuhi undangan Rektor IPB untuk peluncuran hasil riset dari beberapa inovasi, hasil risetnya diimplementasikan dalam sebuah produk yang siap diluncurkan,” terang Sudaryono.
Salah satu inovasi yang diluncurkan yakni padi IPB 12S-15S, yang tidak hanya memiliki cita rasa lebih enak, namun produktivitas tinggi mencapai 11-12 ton per hektare.
“Ini (padi IPB 12S-15S) luar biasa dan ini bagian dari cara kita intensifikasi bagaimana dengan bibit yang baik bisa meningkatkan produktivitas pertanian,” katanya.
Imbuhnya, IPB juga meluncurkan AWS Komunitas IPB, sebuah inovasi teknologi yang dinilainya penting untuk petani mendapatkan informasi cuaca secara akurat.
“Karena pertanian ini sangat berkaitan dengan weather, iklim, dan cuaca, sehingga bagaimana bacaan cuaca menjadi penting dan tidak lagi katanya atau tidak lagi melihat awan lalu melakukan tindakan, namun melalui AWS melakukan analisa cuaca yang lebih benar,” ujarnya.
Inovasi lainnya, adalah robot pendeteksi penyakit tanaman cabai. Pada robot yang dirancang untuk mendeteksi penyakit secara dini ini, Sudaryono memberikan tantangan agar dapat kembangkan juga untuk penanggulangan penyakitnya.
“Saya tadi challange alias beri tantangan setelah dideteksi harus ada antisipasi atau cara penanggulangannya dengan cara disemprot dengan pestisida atau herbisida atau dengan apapun, dengan menggunakan robot,” ungkapnya.
Menurutnya, kampus memiliki peran yang besar dan banyak hal yang tidak diketahui, dirasakan, dijalani oleh masyarakat, yang sebetulnya seperti alat yang digunakan dalam bidang pertanian merupakan hasil riset di kampus-kampus. “Termasuk beras, jagung, dan makanan yang kita makan hasil riset di kampus di Indonesia khususnya di IPB,” tandasnya.
Sementara itu, Rektor IPB Profesor Arif Satria menekankan kemandirian pangan merupakan keharusan, namun juga perlu dipertegas bahwa kemandirian teknologi pertanian juga menjadi keharusan.
“Inilah tugas perguruan tinggi dan kami terimakasih kepada pak wamen, pak mentan, kementerian dan pemerintah yang memberikan support pada IPB untuk terus meningkatkan inovasinya, karena kekuatan pertanian massa depan sangat tergantung pada inovasi pada bidang pertanian,” katanya.
Ia menambahkan, ketika bicara inovasi ada empat hal yang terus diperkuat mulai dari sumber daya manusia periset, fasilitas, tema hingga pendanaan riset. Hal ini agar riset-riset di bidang pertanian bisa semakin handal dan bisa menginspirasi tidak hanya pertanian di Indonesia tapi juga di dunia.
“Saya baru saja melepas mahasiswa internasional dari negara-negara pasifik selatan, karena ada inovasi-inovasi kita diterapkan di negara mereka, saat ini orientasi IPB adalah bagaimana inovasi-inovasi IPB kualitas nasional, kedua bagaimana kita menginspirasi dunia,” ungkapnya. (Riza)
-
Berita Terbaru1 minggu ago
IPW Dukung Pemerintah Berantas Premanisme Berkedok Ormas
-
Berita Terbaru2 minggu ago
Ucapan Hari Buruh Sedunia dari Tirta Kahuripan
-
Berita Terbaru2 minggu ago
Catat, Ini Syarat dan Tanggal Pendaftaran Masuk IPB Jalur Ketua OSIS
-
Berita Terbaru2 minggu ago
Ketua DPRD Kota Bogor : Pendidikan Harus Menjadi Hak yang Setara