Connect with us

Berita Arsip

Sarat Ritual Keagamaan, MUI Kota Bogor Himbau Umat Muslim Tak Nonton Cap Go Meh

Published

on

Per­ayaan Bogor Street Fest CGM 2017 itu merupakan ritual aga­ma etnis Tionghoa yang di­padukan dengan pementasan seni dan budaya, ujar ketua MUI kota Bogor

Kota Bogor – Munculnya himbauan dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bogor KH. Adam Ibrahim kepada umat muslim untuk tidak menyaksikan Pesta Rakya Cap Go Meh (CGM) yang akan digelar pada hari Sabtu 11 Februari mendatang, menarik banyak pihak untuk berkomentar.
Ketua GP Anshor Kota Bogor Rachmat Imron Hidayat mengatakan, Cap Go Meh merupakan tradisi dan budaya dan bisa diikuti oleh siapapun karena ini termasuk dalam upaya bekerja sama dalam urusan mu’amalah sosial. “Ini bagian dari hablum minan naas atau hubungan horisontal,” ujarnya.
Sedangkan Cap Go Meh dalam kaitannya sebagai ibadah atau ritual agama tertentu, menurut pria yang akrab disapa Romy ini mengatakan, kita tidak dalam rangka meyakininya, namun hanya memberikan toleransi kepada mereka untuk melaksanakan keyakinan masing-masing. “apa salahnya menonton, kan tidak dalam rangka ikut meyakini,” ungkap Romy, Rabu (8/2).
Sementara Ketua LSM Lekat Abdul Fatah tak sependapat dengan himbauan yang dikeluarkan oleh Ketua MUI kota Bogor agar umat muslim tidak menyaksikan acara CGM 2017 nanti, menurutnya, Cap Go Meh itu kegiatan kebudayaan turun temurun yang dilakukan oleh saudara kita warga keturunan cina dan itu hak mereka untuk merayakannya. “Ini kegiatan budaya bukan agama, kenapa MUI ikut-ikutan urusan agama orang lain,” tandas Abdul Fatah, Rabu (8/2).
Seperti diketahui melalui Pesan berantai yang beredar Selasa kemarin, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bogor menyerukan agar ma­syarakat beragama Islam tak ikut dalam pesta rakyat yang sarat dengan ritual keagamaan, bahkan larangan untuk ikut dalam perayaan CGM 2017 secara resmi diutarakan langsung Ketua MUI Kota Bogor Adam Ibrahim.
Menurut Ketua MUI Kota Bogor, pihaknya akan membuat surat edaran serta pemberitahuan di masjid-masjid melalui khotbah.”Per­ayaan Bogor Street Fest CGM 2017 itu merupakan ritual aga­ma etnis Tionghoa yang di­padukan dengan pementasan seni dan budaya. Ini yang mem­buat pihak MUI menyarankan agar umat muslim tak terbawa euforia perayaan tersebut,” Katanya.
Tak hanya itu, MUI ju­ga akan meminta organisasi massa (ormas) Islam agar mengimbau anggotanya tak ikut dalam acara terse­but. “CGM adalah acara keagamaan, sama halnya dengan umat Kristen yang merayakan Na­tal. Karena acara CGM itu bukan acara adat saja, tetapi ada acara kaitan dengan keyakinan etnis Tionghoa,” ujar KH. Adam Ibrahim.
Adam Ibrahim juga meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Bo­gor dan panitia Bogor Street Fest CGM 2017 agar melak­sanakannya pada pagi hari hingga siang. Sebab, menu­rutnya, akan mengganggu ibadah umat Islam. “Kalau acara dimulai jam satu siang, umat Islam tidak bisa salat Zuhur, Asar hingga Maghrib,” tandasnya.
Sementara menanggapi adanya himbauan dari MUI tersebut, kepada engingengnews.com, Ketua Panitia Bogor Street Fest CGM 2017 Arifin Hi­mawan enggan berkomentar banyak. Menurut Arifin, himbauan itu bersifat internal keagamaan, sedangkan perayaan CGM ini sudah jadi tradisi dari tahun ke tahun yang dianggap bisa mempersatukan keberaga­man budaya.
“Saya nggak bisa komentar soal itu, MUI itu kan mengim­bau agar umat muslim tetap menjalani ibadahnya. Itu imbauan yang baik. Kami ti­dak masuk ke ranah agama,” ungkap Arifin Himawan, Rabu, (8/2). (boy/001)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Login dulu untuk mengirim komen Login

kasih komen

Trending

Berita Online paling Hade, Aktual dan Terpercaya.
Redaksi Perumahan Bogor Park Blok D 12 Pamoyanan Kota Bogor
Inquiry: bogorhdnews@gmail.com WA: 0818486109
Copyright © 2022 BogorHDNews.com. Theme by genbu.