Berita Arsip
Terjerat Rentenir, Pelaku UMKM Di Cianjur Nyaris Gila
CIANJUR – Halimah (52thn) pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) warga Kampung Ciharashas Desa Sirnagalih Kecamatan Cilaku nyaris gila dan sempat di rawat di rumah sakit akibat dijerat lintah darat atau rentenir.
“Ancaman dan tekanan dari rentenir membuat psikologisnya terganggu, dan kini Halimah tengah menjalani pengobatan tradisional,” Ungkap Anak Korban Teddy, Rabu (4/01/17).
Kepada engingengnews.com, Tedi Rustandi (28thn) anak kandung korban (Halimah), mengatakan, ibunya sempat menjadikan jasa rentenir untuk menyelamatkan usahanya sebesar Rp 20 juta. Namun bukannya untung, kata dia, Halimah malah terjerat karena tak mampu melunasi seluruh bunga yang didendakan rentenir sebagai jasa peminjaman uangnya. “Ibu saya hanya membayarkan bunga saja Rp 3 juta per empat bulan selama dua tahun, tidak termasuk membayar utang pokok,” kata Tedy.
Tedy yang merupakan aktivis Prodem Jabar ini, menjelaskan, karena terus-terusan membayar bunga, usaha ibunya tersebut bangkrut. Lantas, dia tidak bisa membayar bunga dan utang pokok. “Bermula dari situ, ibu saya terus mendapatkan ancaman dari rentenir,” ungkapnya.
Kini, kata dia, Halimah menjadi depresi. Tiap malam teriak histeris, lantaran ingat saat rentenir tersebut menagih ke rumahnya. Halimah pun sering melamun dan sedikit berbicara sendiri. “Sambil melamun di teras rumah, ibu saya sedikit bercerita, dirinya merasa kaget dan tak sanggup oleh perlakuan orang-orang yang datang ke rumahnya untuk menagih utang. “Pria-pria yang
berbadan tinggi besar, selalu datang dengan bentakan-bentakan yang membuat hatinya menangis. Kalau nagih, gak pakai sopan santun. Ngomongnya teriak, kalau gak dibayar sempat saat itu ada yang memecahkan vas bunga,” tuturnya.
Selain terlilit utang, dirinya pun kini harus menjalani pemeriksaan kesehatan atas luka traumatis yang diterimanya tersebut. “Ibu saya nyaris gila, terus sakit dan dirawat di rumah sakit. Khawatir terjadi apa-apa, ibu saya sedang menjalani pengobatan rukiyah,” ungkapnya.
Menurut Tedy, saat ini hanya rumahnya yang tersisa sebagai asset keluarga, itupun akan dilepas untuk dijual menutupi hutang-hutangnya.
Kepala Bidang Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kabupaten
Cianjur, Judi Adi Nugroho, mengaku ada beberapa warga yang pernah melaporkan mengenai ulah rentenir ini mengeluhkan bunga yang tinggi. Pihaknya pun akan menindaklanjuti mengenai hal itu. “Ada beberapa warga yang laporan. Tapi kalau dianalisa, tahu bunganya tinggi kenapa mereka tetap pinjam,” tuturnya.
Di samping itu, pihaknya sudah membuat program konsultasi usaha
melalui pusat layanan usaha terpadu dan memberikan pelatihan-pelatihan sesuai kebutuhan UMKM. “Sebenarnya UMKM bisa memanfaatkan KUR di bank dengan bunga ringan. Kalau gak salah 9
persen per tahun atau 0,75 persen per bulan,” ungkapnya.
Sementara Sekretaris Komisi II DPRD Kabupaten Cianjur, Ade Sobari menanggapi, pihaknya saat ini tengah membuat formulasi yang tepat untuk mendorong Pemkab Cianjur memberantas keberadaan
rentenir. “Dewan sudah berusaha keras untuk menekan dan menghilangkan rentenir, namun sampai hari ini belum ada formulasi yang tepat untuk menekan dan menghilangkan rentenir,” kata dia.
Menurutnya memang di kota besar seperti Bandung saat ini keberadaan rentenir bisa ditekan melalui koperasi unit desa, sehingga ia pun berharap di Cianjur bisa mengikuti yang dilakukan di daerah lain. “Dampak dari rentenir memang bukan main-main. Jadi kami juga bakal fokus untuk menggodok persoalan ini supaya ada solusi ke
depan,” pungkasnya.(boy/001)
-
Berita Populer3 weeks ago
Hanif Faisol Minta Laboratorium Kementerian LH/BPLH Harus Terintegrasi Dan Tersebar
-
Featured3 weeks ago
Menteri LH Hanif Faisol Bakal Stop Impor Sampah Plastik, Importir Bandel Akan Ditindak Tegas
-
Editorial3 weeks ago
Pastikan Ujicoba Jalur Pipa Bogor Barat Berjalan Mulus, Direksi Tirta Pakuan Cek Debit dan Tekanan Air
-
Entertainment1 week ago
Promo KTP Diperpanjang, Masuk The Jungle Hanya 50 Ribuan
Login dulu untuk mengirim komen Login