Featured
PKL Pedestrian Kebon Kembang Tolak Direlokasi

KOTA BOGOR – Pembongkaran lapak Pedagang Kaki Lima (PKL) di pedestrian Pasar Kebon Kembang gagal dilakukan oleh Satpol PP Kota Bogor
Pasalnya, petugas yang hendak menertibkan PKL tersebut dihadang oleh pedagang yang menolak penertiban.
Proses penertiban PKL itu diwarnai adu mulut antara pedagang dengan satpol PP Kota Bogor.
Kasatpol PP Kota Bogor, Agustian Syach mengatakan, bahwa PKL yang akan diterbitkan tersebut sudah disiapkan tempat relokasi di Kawasan Nyi Raja Permas.
“Kami sepakati dengan Pak Wali Kota kemarin, kami akan geser mereka ke Jalan Nyi Raja Permas,” ucap Agus pada Senin (4/3/2024).
Ia mengungkapkan, bahwa ditempat relokasi PKL di Nyi Raja Permas akan ada tiga konsep bagi PKL Kebon Kembang, pertama ada area parkir susun, kuliner dan sentra buah.
“Kami sudah coba bermacam-macam konsep dengan para pedagang. Relokasinya kami coba, tapi mereka balik lagi balik lagi ke lokasi awal. Di Kebon Kembang ini PKL berjumlah 125 orang. Semuanya dipastikan akan direlokasi ke Nyi Raja Permas,” tegasnya.
Ia menjelaskan, penertiban PKL pasar Kebon Kembang ini sebelumnya sudah didiskusikan dengan para pedagang, dan mereka pun mengatakan siap untuk direlokasi.
“Kami sudah diskusi dengan para pedagang. Cuma begitu lah. ‘Siap ikut’ tapi dua tiga hari mereka balik lagi ke lokasi awal,” ujarnya..
Sementara itu, Sekretaris Paguyuban PKL yang berjualan di atas pedestrian Pasar Kebon Kembang, Muhammad Rifani menuturkan, pihaknya tantang Wali Kota Bogor Bima Arya datang ke Pasar Kebon Kembang, untuk bisa menyelesaikan permasalahan PKL.
“Komunikasinya belum terjadi. Yang datang selama ini pelaksana bukan pembuat keputusan. Saya tunggu F1 (Bima Arya) silahkan komunikasi diskusi baiknya seperti apa,” tegas Rifani.
Ia menjelaskan, PKL liar sebetulnya siap mengosongkan areal pedestrian ini hingga kosong. Tapi, dengan catatan, anggota dan para PKL diberikan pekerjaan yang layak.
“Sebaiknya, PKL tetap dibiarkan berjualan di areal pedestrian ini. Sudah 11 bulan kemarin pedagang belum tentu untung. Harga beras mahal, pekerjaan sulit, kami secara baik-baik jangan dipersulit,” pungkasnya. (dit)
-
Berita Terbaru4 minggu ago
Gunung Geulis Country Club, Proyek Summarecon dan Bobocabin Disegel, Menko Pangan dan Menteri LH: Evaluasi Total Tata Ruang Hulu DAS
-
Berita Terbaru3 minggu ago
KLH Keluarkan Sanksi Paksaan Pemerintah, 8 Perusaahan di Puncak Wajib Bongkar Sendiri Bangunannya, dan 6 Perusahaan di Sentul Terancam Dipidana dan Gugatan Perdata.
-
Berita Terbaru4 minggu ago
Polisi Gagalkan Modus Baru Peredaran Narkoba di Bogor
-
Berita Terbaru3 minggu ago
DPC PPP Kota Bogor Gelar Buka Puasa Bersama dan Konsolidasi Kader