Berita Terbaru
Puluhan Pengamen dan Manusia Silver di Kota Bogor Terjaring Petugas
BOGOR – Petugas gabungan dari Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Premanisme Kota Bogor menggelar razia terhadap aktivitas pengamen, badut, dan manusia silver yang beraksi di angkutan umum, lampu lalu lintas, serta sejumlah ruas jalan di Kota Bogor, Jumat (16/5/2025).
Dalam operasi tersebut, petugas berhasil menjaring sebanyak 56 orang. Beberapa pengamen sempat mencoba mengelabui petugas dengan berpura-pura menjadi penumpang angkot, berbelanja di warung, hingga berdalih sedang beristirahat dan hendak pulang ke rumah.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasat Pol PP) Kota Bogor, Agustian Syah, yang memimpin langsung operasi, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan lanjutan dari program rutin Satgas Pemberantasan Premanisme.
“Kita mengamankan 56 orang di Kota Bogor. Beberapa di antaranya terindikasi dalam kondisi mabuk. Nanti akan kami koordinasikan dengan Polresta Bogor Kota untuk penanganan lebih lanjut,” ujar Agustian.
Usai diamankan, seluruh yang terjaring dibawa ke Balai Kota Bogor untuk diberikan pembinaan. Saat pemeriksaan, petugas menemukan tiga orang membawa serbuk kratom dan mengaku telah mengonsumsinya. Diketahui, penggunaan kratom secara berlebihan dapat berdampak negatif pada sistem saraf, menyebabkan halusinasi, insomnia, bahkan membahayakan jiwa.
Agustian menegaskan bahwa Pemerintah Kota Bogor bersikap tegas terhadap aktivitas mengamen di jalanan.
“Tidak boleh ada aktivitas mengamen di kendaraan umum, di lampu merah. Jangan memaksakan turun ke jalan. Karena kami akan terus melakukan penindakan,” tegasnya.
Selanjutnya, para pengamen yang tidak membawa identitas diri diarahkan ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bogor untuk dilakukan pendataan melalui perekaman biometrik mata.
Menurut Agustian, Pemerintah Kota Bogor sejatinya telah memberikan ruang pembinaan bagi para pengamen yang memiliki keterampilan, dengan menjadikan mereka seniman yang tampil di taman kota, kafe, hingga berbagai kegiatan.
“Nah, pengamen yang kami jaring ini adalah residu yang skill-nya belum memadai. Nanti akan kami koordinasikan dengan Dinsos dan Disnaker agar mereka bisa masuk ke program padat karya,” tutupnya. (Riza)
-
Berita Populer1 minggu agoKLH Perkuat Kolaborasi dengan Masyarakat Sipil Hadapi Perubahan Iklim
-
Berita Populer4 minggu agoSemangat Hari Sumpah Pemuda, Hanif Faisol Dorong Gerakan Pemulihan Ekosistem Ciliwung
-
Berita Terbaru4 minggu agoRatusan Siswa SMK dan PKBM Bakti Nusa Gelar Kemah Sumpah Pemuda di Sukamantri
-
Berita Populer2 minggu agoCOP30 Resmi Dibuka, Indonesia Ajak Dunia Bersatu Hadapi Krisis Iklim Global
