Berita Terbaru
Ini Langkah Tirta Pakuan dalam Menekan Kehilangan Air

BOGOR – Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor terus berupaya menekan angka kehilangan air (non-revenue water/NRW) sepanjang tahun 2025. Sejumlah langkah strategis dilakukan, mulai dari pemasangan Distrik Meter Area (DMA), penggantian pipa lama, hingga pengaturan tekanan air.
Direktur Teknik Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor, Ardani Yusuf, mengatakan bahwa persoalan kehilangan air menjadi tantangan besar bagi seluruh PDAM di Indonesia, dengan permasalahan yang bervariasi mulai dari kondisi pipa, sistem distribusi, hingga penanganan kebocoran.
“Kami memiliki program sejak 2021 hingga 2025 yang fokus menurunkan angka kehilangan air. Langkah awal adalah memperbaiki sistem, di mana secara topografi, Kota Bogor memiliki keunggulan karena kontur tanahnya yang memungkinkan aliran gravitasi,” ujar Ardani kepada wartawan, Jumat (23/5/2025).
Topografi ini, lanjut Ardani, memungkinkan air mengalir ke bawah dengan tekanan tinggi. Namun, untuk wilayah-wilayah di dataran tinggi, perlu manajemen tekanan yang tepat. Berdasarkan kajian Bappenas, manajemen tekanan yang baik bisa menurunkan angka kehilangan air hingga 5 persen.
“Kami menempatkan dan mengatur tekanan air agar merata bagi setiap pelanggan. Selama empat tahun terakhir, kami menempatkan Pressure Reducing Valve (PRV) untuk wilayah atas serta indikator untuk menghitung kehilangan air secara akurat,” jelasnya.
Selain itu, Tirta Pakuan juga mengganti meter induk agar pencatatan debit air dari hulu ke reservoir bisa dilakukan secara real time. Dengan begitu, penghitungan kehilangan air, debit produksi, dan distribusi menjadi lebih akurat.
Upaya lainnya adalah pembangunan Distrik Meter Area (DMA), sistem pengukuran dan pemantauan air berbasis klaster pelanggan. Setiap DMA mencakup 500 hingga 1.000 pelanggan dari total sekitar 180 ribu pelanggan aktif saat ini.
“Sudah terbangun 42 titik DMA yang memungkinkan pemantauan secara real time. Kami membandingkan volume air yang masuk dengan yang digunakan pelanggan, sebagai bagian dari inovasi dalam pengurangan NRW,” katanya.
Namun, Ardani mengakui masih terdapat sekitar 90 kilometer pipa lama yang berusia lebih dari 50 tahun. Idealnya diganti, tetapi terbentur pada besarnya kebutuhan investasi. Sebagai alternatif, perbaikan pipa dilakukan secara bertahap.
“Kami tetap komitmen memperbaiki pelayanan. Kami juga mengajak masyarakat untuk tidak bosan menyampaikan informasi atau keluhan, khususnya terkait kebocoran, melalui call center, aplikasi Simotip, atau media sosial,” pungkasnya. (Riza)
-
Berita Terbaru3 minggu ago
IPW Dukung Pemerintah Berantas Premanisme Berkedok Ormas
-
Berita Terbaru2 minggu ago
Aklamasi, Agus Ubeng Pimpin CALSIC Chapter Bogor Raya Periode 2025-2027
-
Berita Terbaru3 minggu ago
Ucapan Hari Buruh Sedunia dari Tirta Kahuripan
-
Berita Terbaru3 minggu ago
Ketua DPRD Kota Bogor : Pendidikan Harus Menjadi Hak yang Setara