Berita Terbaru
Sosialisasi Program Bangga Kencana di Ciomas, Fokus pada Pencegahan Stunting
BOGOR – Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat BKKBN bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) menggelar sosialisasi Program Bangga Kencana di Gedung Serbaguna Zam Zam Tirta Waterpark, Ciomas, Selasa (26/8/2025).
Kegiatan ini dihadiri perwakilan BKKBN Jawa Barat, Sekretaris Dinas P3AP2KB Kabupaten Bogor, serta Anggota Komisi IX DPR RI yang turut hadir secara virtual.
Sekretaris Dinas P3AP2KB Kabupaten Bogor, Rusman Taufik, menjelaskan bahwa pihaknya membawahi 416 desa/kelurahan dan lebih dari 19 ribu RW yang menjadi ujung tombak pelaksanaan program Bangga Kencana. Saat ini, BKKBN tengah melakukan pemutakhiran data keluarga melalui aplikasi Sistem Informasi Keluarga (SIGA).
“Selain program keluarga berencana, BKKBN juga mengembangkan UPPKA yang mendukung UMKM, layanan kontrasepsi MOW dan MOP, serta penanganan stunting. Berdasarkan survei, terdapat empat kabupaten yang mengalami penurunan angka stunting signifikan pada 2023. Secara nasional, angka stunting turun dari 18,10 persen menjadi 19,8 persen,” papar Rusman.
Sementara itu, perwakilan BKKBN Jawa Barat, Elma, menyoroti masih adanya penolakan terhadap program KB sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009. Menurutnya, isu hak asasi manusia menjadi salah satu faktor penolakan.
“Sebelum tahun 2009, slogan program KB adalah dua anak cukup. Setelah itu berubah menjadi dua anak lebih baik dengan pendekatan tanpa paksaan. Kini program KB bertransformasi menjadi Bangga Kencana dengan slogan Berencana Itu Keren. Yang direncanakan salah satunya adalah kelahiran, termasuk penggunaan kontrasepsi untuk mendukung perencanaan keluarga,” jelas Elma.
Dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi IX DPR RI, Achmad Ru’yat, menegaskan pentingnya pemenuhan gizi sejak ibu dalam kondisi hamil sebagai upaya konkret pencegahan stunting.
“Ketika seorang ibu hamil bisa memberikan nutrisi yang baik, maka tumbuh kembang anak akan lebih optimal. Kementerian dan lembaga perlu terus memperkuat koordinasi untuk menurunkan angka stunting,” tegas Achmad Ru’yat melalui Zoom Meeting.
Dalam sesi tanya jawab, isu stunting menjadi perhatian utama peserta. Salah satu jawaban dalam kuis menyebutkan bahwa pencegahan stunting dimulai sejak masa kehamilan, dengan memperhatikan pola makan ibu hamil serta pemenuhan gizi seimbang pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). (Riza)
-
Berita Populer3 minggu agoKLH Perkuat Kolaborasi dengan Masyarakat Sipil Hadapi Perubahan Iklim
-
Berita Populer3 minggu agoCOP30 Resmi Dibuka, Indonesia Ajak Dunia Bersatu Hadapi Krisis Iklim Global
-
Berita Populer1 minggu agoIndonesia Dorong Mekanisme Khusus untuk Transisi Berkeadilan pada Forum UNFCCC di Belem, Brasil
-
Berita Populer2 minggu agoIndonesia dan Norwegia Sepakat COP30 Brasil Dimulainya Perdagangan Karbon Internasional Berbasis Teknologi
