Sepakbola Sebagai Ideologi

Sepakbola adalah roh yang mempersatukan anak bangsa, disana tidak ada perbedaan  agama, suku, etnik, bahasa tetapi kita duduk dipersatukan dalam satu bahasa ; BAHASA INDONESIA, dipersatukan dalam satu Bangsa ; BANGSA INDONESIA dan dipersatukan dalam Satu Tanah Air ; TANAH AIR INDONESIA.

Jakarta – Sepakbola adalah olahraga massal yang mendunia, nyaris seluruh negara di Planet Bumi ini memainkan olah raga yang satu ini, kecuali di kutub utara, yang nyaris sepanjang tahun ditutupi es, itupun bagi penggemar sepak bola bisa diakali.

Sepakbola berasal dari Negara Britania Raya, yang dimulai dengan suasana agak seram, yaitu ketika para prajurit yang selesai berperang dan memenangkan perang memakai kepala-kepala musuhnya yang kalah ditendang bagaikan bola.

Di Inggris yang mayoritas penduduknya penganut Kristen Protestan, mendudukan sepakbola setara dengan agama, bahkan bagi masyarakat Inggris Sepakbola adalah ideologi, ini dibuktikan bahwa setiap kota memiliki klub sepakbola  dan stadion kebanggaan dalam satu kota bisa ada 2 (dua) klub yang kuat bermain di divisi utama, seperti Manchester City dan Manchester United.

Tak dipungkiri setiap klub memiliki para penggemar yang sangat fanatik bahkan fanatisme sepakbola melahirkan kelompok penggemar yg sangat fanatik dan bersedia melakukan kekerasan demi sikap fanatismenya pada klub. Mereka bersedia membayar iuran, membeli kaos , merchandise dan bersedia mengeluarkan uang sendiri untuk membeli tiket bahkan sampai luar negeri yang kita kenal mereka  disebut Holigans.

Dalam sepakbola tidak ada sekat agama, ras, warna kulit dan keyakinan mereka menyatu menjadi kekuatan yang dahsyat dan mempersatukan.

Pada sepakbola persatuan kebangsaan akan muncul, tidak peduli Kapten Tim Indonesia adalah boaz salosa yg berasal dari Papua  dan beragama nasrani, atau Andik Firmansyah yang muslim tidak peduli ada pemain Lilipaly yg berasal dari keturunan Ambon dan besar di Belanda, yang mungkin saja berasal dari keluarga RMS

Dalam sepakbola tidak ada sekat-sekat agama, suku, warna kulit dan keyakinan, semua menyatu padu dalam kekuatan dan ritme bertahan dan menyerang yang padu untuk menciptakan gol bagi kemenangan dan ketika gol tercipta maka bahana persatuan Indonesia mengumandang.

Dalam keriuhan sepakbola mungkin saja orang yg duduk bersebelahan dengan anda adalah orang yang berselisih faham soal Ahok, mungkin anda pendukung ahok dan sebelah anda pendukung GMPF MUI untuk menjebloskan Ahok, mungkin juga anda bersebelahan dengan orang yang berbeda agama yang dalam moment tertentu anda menyatakan mereka kafir atau mungkin juga anda berbeda partai politik, tapi semua tetap satu suara untuk kemenangan tim.

Realita sepakbola adalah realita yang mempersatukan orang-orang, pria wanita, anak-anak, remaja dan dewasa dalam aura Persatuan, apalagi ketika Tim Nasional Indonesia dengan lambang Merah Putih didada berlaga dengan negara tetangga Asia dalam  AFF 2016.

Sepakbola adalah roh yang mempersatukan anak bangsa, disana tidak ada perbedaan  agama, suku, etnik, bahasa tetapi kita duduk dipersatukan dalam satu bahasa ; BAHASA INDONESIA, dipersatukan dalam satu Bangsa ; BANGSA INDONESIA dan dipersatukan dalam Satu Tanah Air ; TANAH AIR INDONESIA.

Dalam pertandingan nanti di Stadion Pakansari cibinong 14 Desember 2016, squad Garuda akan berlaga melawan tim Gajah Putih Thailand. Dalam stadion tersebut kita adalah Indonesia yg berdoa masing-masing dengan tatacara agama Islam, Kristen, Budha, Hindu dan Konghucu serta Keyakinan Sunda Wiwitan, Parmalim atau Keyakinan Nusantara yang tentu saja sama doanya untuk Kemenangan Indonesia, kita akan larut dalam keriuhan kemenangan sebagai Indonesia dan juga sebaliknya kita akan sedih bersama sebagai Bangsa Indonesia.

Jadi mengapa kita harus berbeda sikap ketika diluar stadion ? Dapatkah kita terus bersatu diluar stadion sebagi Indonesia ?

Mari kita dukung dan doakan bersama Boaz Salosa dan kawan-kawan di Tim Nasional Indonesia tanggal 14 Desember 2016 dalam laga di Stadion Pakansari Cibinong melawan Thailand, Semoga Indonesia Jaya.

Salam Front Pembela Indonesia
Sugeng Teguh Santoso, SH